mollie\’s world

contreng

Posted in daily life by mollie on April 9, 2009

checkmarkhai hai… aduh sudah lama sekali blog saya tidak terupdate 🙂 , blame it to fesbuk kali aja deh..

Eniweiii hari ini saya memilih untuk pertama kalinya lho, 5 tahun lalu gimana mau milih, kartu pemilih ga dapet padahal sudah ngurus sampai ke kantor kelurahan. 10 tahun yang lalunya, umm saya lupa 😛

Tadi pagi sekeluarga kami berangkat jam setengah delapan, butuh waktu 15 menit sampai ke SD 3 Sesetan. Menunggu sejenak, nama saya sudah dipanggil. Dapet 4 lembar kertas pemilih segede gaban semua 😛 biyuuuh kalo yang belum menentukan pilihan gimana caranya milih ya?? Contreng sana, contreng sini, beres deh tugas sebagai warga negara yang baik. Mudah2an pilihan saya tidak salah.

Satu hal yang tidak disangka-sangka nih, saya deg2an pas milih 😛 berasa kaya mau buka lembar ujian.

Buat semuanya, salam kelingking ungu yak!!

Film Indonesia hari ini

Posted in movie by mollie on December 14, 2008

Sebisa mungkin setiap hari Minggu, saya membeli kompas. Enak bacanya, liputan politik sedikit dan banyak artikel menarik yang menjadi favorit saya.

Dari parodinya Samuel Mulia yang sering kali menyentil diri sendiri, resep masakan yang terlihat lezat, ngisi TTS yang bisa ampe jungkir balik, komunitas dari berbagai hobi, rubrik psikologi dan kiat mengatur keuangan *nah ini yang pas buat saya* 😉

Satu lagi, saya seneng banget melihat jadwal film bioskop. Beda dengan Denpasar post yang cuman seiprit *ya iyalah bioskop cuman 2 studio* 😛 kalo di kompas nih bisa satu halaman besar full dengan poster-poster.

Mau tau jadwal film Indonesia hari ini??

film19841

film19801

film19741

Du du du du du… Sepertinya ada yang salah deh 😛
Kenapa judulnya mesti nyerempet semua ya?

Untung ada pilem ini
mainimg

Ngeliat comebacknya si Cinta dan Rangga aja deh 😛
Hmm, tapi teteup…. Di Bali, kapan mainnya ya? nonton twilight aja belum… Huks.

Jatuh cinta lagi

Posted in books by mollie on November 28, 2008

twilightSaya lagi jatuh cinta 🙂
Well, tepatnya bukan jatuh cinta beneran, tapi merasakan kembali rasa deg2an dan panas dingin seperti akan pergi kencan pertama. Kaya ABG lagi deh tepatnya 😛
*berasa tua mode on*
Nggak, saya gak selingkuh lho ya. I called this a “twilight syndrome” aja biar gampang, karena ini semua berawal dari saya membaca Twilight karya Stephanie Meyer.

Padahal, awalnya saya ragu-ragu juga beli buku itu karena tebelnya setara dengan textbook dan lagi males baca yang membutuhkan sel-sel otak saya bekerja lebih keras dari biasanya 😛
Ditambah harganya yang agak-agak, secara itu buku ada sambungan 3 lagi yang tebelnya amit-amit juga.
Ditambah lagi halaman belakangnya menyatakan ‘NOVEL REMAJA’ aih kayanya ini sudah bertahun lalu kan ya Mia? 😛 Tokohnya si Isabella Swan dan Edward Cullen ini ceritanya juga murid SMA. Dudududu.

Herannya klo pas blogwalkin buku ini rata-rata reviewnya bagus, dan teman saya yang juga maniak buku menyarankan untuk membaca Twilight. So? I bought it.
Dan, dalam waktu 2 hari saya sudah selesai. Buku ini sangat tidak memungkinkan untuk diletakkan begitu saja, memang dibanding Mas Potter jauh ya? Tapi ga sesuai dugaan saya aja, cerita vampir dan anak sekolahan yang terdengar klise menjadi begitu indah dan seru. Ga murni soal cinta, ciuman pertama bla bla bla, tapi juga ada actionnya, pertarungan antar vampir yang saya baru tahu ada bermacam-macam tipe. Agak mirip Interview with the Vampire kali ya vampirnya, saya juga ngebayangin Edward Cullen ini agak mirip Brad Pitt versi muda dan berambut cepak.

Jadi pas adegan-saatnya-para-wanita-berkata-aaaaaawww saya juga ikut merasakan debar jantung Bella saat akan dicium Edward, rasa lega saat tangan kokoh Edward menopangnya. Duh pokoknya gitu deh, bagi yang tidak percaya silahkan membeli bukunya. Siapkan kocek 60rb kalo mau beli di toko buku besar 😛

Eh, ternyata oh ternyata filmnya pun akan segera midnight minggu ini. Mudah2an di Bali juga cepet mainnya. Sempet browsing-browsing, kayanya sih reviewnya standar. Tapi tetep aja menarik untuk ditonton. Ya sudah ya, kabar-kabari saya kalo udah nonton pilemnya 😉 sekarang mau lanjut baca New Moon dulu ah…

2970530238_9f57a6d7b6

Di bawah terik matahari

Posted in sketsa hati by mollie on November 3, 2008

Cuaca sekarang panas ya?? Mungkin tepatnya puanas pol kalo kata orang Surabaya.
Hari itu saya dalam perjalanan menuju praktekan, jam setengah 10 pagi tapi panasnya sudah amit-amit. Memang ada sih dalam resolusi tahunan saya untuk berhenti mengeluh hal2 yang tak perlu, tapi *ya, selalu ada tapi :)* matahari akhir-akhir ini terlihat menyebalkan ;P

Pas di daerah pasar Sanglah, biangnya keramaian, saya distop oleh tukang parkir.
“Adduh mati dah!! Pake acara berhenti ya panas begini, mana ada pasien nunggu pulak” omel saya dalam hati.

Tunggu dulu sepertinya pak tukang parkir yang berumur 40an dengan gurat2 lelah di wajahnya memberikan senyum pada saya.

“ok ok, saya udah berhenti koq pak” *tetep heran koq tumben ya ada tukang parkir senyum-senyum*

Setelah mobil yang dia aba-aba itu lewat, pak parkir itu mempersilahkan saya lewat sambil kembali tersenyum dan mengatupkan kedua tangannya seraya bibirnya bergumam “terima kasih”.

Bukan bapak yang seharusnya mengucapkan terima kasih, karena bapak mengajarkan saya untuk senantiasa bersyukur. Bapak hanya mendapatkan uang seribu rupiah hasil berpanas-panasan dan saya mengejar uang yang berkali lipat dibanding anda dengan mengomel di mobil berAC.
Terima kasih, pak parkir…
You really make my terik day became sejuk day…

Pesan terakhir

Posted in books by mollie on September 19, 2008

Kamis kemarin, saya iseng pergi ke gramedia, niat hati sih mau beli Rolling Stone ama M2 edisi terbaru, sekalian cuci mata liat2 buku baru.
Cara diet menurut golongan darah. Gak menarik…
The secret bla bla bla. Kebanyakan rahasia, males ah…
The last lecture, pesan terakhir pengidap kanker ganas yang mencuri perhatian dunia. Buku apa? Kaya pernah tau bapak ini…
Sepertinya menarik, tergeraklah saya untuk mengambil buku ini, kebetulan ada satu buku yang terbuka bungkusnya lalu saya baca kata pengantarnya dan langsung jatuh hati dengan buku ini. Baru saya ingat, Randy Pausch yang notabene profesor sempat saya tonton di Oprah, tapi sekilas aja.

ini versi inggrisnya

ini versi inggrisnya

Saat saya mulai membuka buku ini, saya tidak bisa meletakkannya.
“Jika kita harus mati besok, apa yang kita inginkan sebagai pusaka kita”
Bab pertama yang mengisahkan masa kecil Randy yang menurut saya luar biasa. Keluarga yang mengedepankan arti pendidikan dan tidak menanamkan budaya konsumtif, bandingkan dengan jaman sekarang. Baru kali ini saya tahu, keluarga yang tiap malam membuka kamus dan membiarkan anak-anak menggambari dinding kamarnya.
Orang tua Randy selalu berhemat, tidak seperti banyak keluarga pada umumnya, mereka tidak pernah membeli sesuatu untuk membuat orang lain terkesan, tapi mereka dengan gembira membeli seri World Book.
Sepertinya alm.Randy menerapkan teori the secret jauh hari bahkan jauh tahun dari buku itu dibuat. Ia mengajarkan saya bagaimana kita harus hidup dalam mimpi, dengan segala iman, keyakinan dan kerja keras, mimpi bisa menjadi nyata. Impiannya melayang di udara, bermain di liga sepakbola nasional, menulis artikel Ensiklopedi World Book, menjadi kapten Kirk dan perekayasa dalam Walt Disney hampir semua menjadi nyata. Wow… Amazing…

Suatu kali, Randy menjemput 2 ponakannya yang berumur 7 dan 9 tahun dengan mobil anyarnya. “Hati-hati ya, di mobil paman Randy, seka kaki kalian sebelum naik dan jangan buat kotor”, pesan sang mama.
Sementara sang kakak membeberkan aturan, Randy dengan tenang dan perlahan membuka sekaleng soda, membalik kaleng itu dan menuangkan isinya ke tempat duduk belakang. *Gila, pikir saya*
Pesan Randy, manusia lebih penting daripada benda. Mobil, bahkan yang masih murni dan indah hanyalah benda. Hal yang dasar banget dan lucunya kadang saya lupa dengan ini, bolak balik marah kalau adik saya mengacaukan kamar atau melecekkan buku baru saya. Itu baru buku, bukan mobil lho mia….

Hal lain yang membuat saya tertohok waktu membaca buku ini, disebutkan terlalu banyak orang yang menjalani hidup sambil berkeluh kesah tentang masalah yang mereka hadapi. Saya selalu yakin bahwa jika kita ambil sepersepuluh energi yang kita curahkan untuk mengeluh lalu kita gunakan untuk memecahkan masalah, kita akan terkejut melihat betapa lancarnya segala sesuatu berjalan.
Setiap waktu yang kita butuhkan untuk merengek tidak mungkin membantu kita mencapai tujuan. Juga tidak akan membuat kita lebih bahagia.

Saya ini termasuk orang yang dengan mudahnya mengeluh dan tidak selalu bisa berpikiran optimis. Mungkin dibanding Randy saya sekelingkingnya pun tidak ada dan dia masih bisa menikmati hidup dengan optimis.

Bab terakhir mengisahkan tentang kuliah Randy yang diakhiri dengan adegan Jai (istrinya) dan Randy berpelukan, selagi berdekapan, Jai berbisik, “Please, don’t die”
Oh My God, can’t help my self, saya menangis. Tepatnya menangis tersedu2. Saya menangis waktu membaca Cheerz to Life, Tuesdays with Morrie dan Ways to Live Forever yang notabene kesemua buku itu berkisah tentang hidup yang sangat dekat dengan yang namanya kematian, tapi saat saya membaca buku The Last Lecture ini saya tangisan saya yang paling dahsyat sepertinya 😉

Pagi tadi saya membuka websitenya, thelastlecture.com dan ternyata tanggal 25 Juli 2008 beliau telah mengakhiri pertandingan dengan baik.
Rest in Peace, Randy…
Saya percaya banyak manusia yang diubahkan dengan membaca ataupun menonton kisah hidupnya. God bless you and your family.

Mau ini, mau itu, mau semuanya

Posted in sketsa hati by mollie on August 23, 2008

Saya belajar hal baru kemarin, berawal dari percakapan saya dengan Emon, teman yang pertemuan kami bisa dihitung dengan jari, tapi setiap bertemu selalu penuh dengan kejutan.

Si Emon ini pun bercerita, dia n the gang habis liburan ke bangkok, nyasar sana sini, menikmati setiap jengkal pasar yang ada di sana. Keramahan dan kenyamanan yang tidak ia dapatkan di negeri kita tercinta ini, sampai akhirnya kami berniat menghabiskan liburan akhir tahun di Bali. Bukan, bukan seperti liburan saya dan sesama jetset kampunk para narsis mania yang berfoto di tiap kesempatan 😉 , tapi lebih dekat ke alam, menjelajah desa tradisional, berkeliling Ubud naik sepeda, hal yang sepertinya hanya ada dalam pikiran saya, yang kadang terheran2 ngeliat bule dengan santainya bersepeda sambil memakai sarung batik. Kenapa bukan kita? Kenapa kita tidak bisa menikmati tanah air kita sendiri sebagaimana para bule2 itu? Ironis? atau kita yang terbuai dengan apa yang sudah ada sehingga tidak sadar negeri kita ini indah? Tapi ya itu, hanya sampai pada taraf, “aku pengen ah kapan-kapan naik sepeda kaya bule-bule ini…”

Lanjut kata, kami berganti tema membahas rencana ke depan, niatnya yang bersekolah lagi plus hendak liburan tahun depan di Vietnam. Kembali lagi, tidak seperti pembicaraan saya dengan teman2 yang berkutat dengan praktekan dan kehidupan percintaan yang mbuletisasi, bukannya saya menganggap kehidupan saya dan teman2 tidak seru dan fun, bukan itu, mereka sahabat yang selalu ada dan mengerti saya luar dalam. Tapi chatting ym bersamanya yang hanya 30 menit membuat saya belajar banyak hal yang tidak saya jumpai di orang lain.

Selama ini saya hanya mampu mengkritik, berpikir, berucap tanpa ada realisasi. Backpackeran? Niat ini ada sejak dulu, menjelajah pelosok nusantara, tapi paling banter yang berhasil jalan2 ke malang.
Mau ikutan kursus di luar negeri ah! Memperluas wawasan biar bisa punya tempat praktek yang keren. Well, hanya sampai tahap googeling doang.
Kalo dah tinggal di Bali mau lebih sering ngeblog n nulis, hmm sepertinya ini juga blum terlaksana terakhir posting aja bulan April kemarin. Haiyah 😉
Kalau udah ga kuliah, mau les jahit ama les piano lagi, hehe, kalo yang ini so far kemajuannya sebatas membeli panduan belajar piano bagi pemula yang belum pernah tersentuh sama sekali.

*garuk-garuk kepala* bisa-bisa 2 halaman nih buat keinginan yang belum terwujud, tapi kan kata orang bijak kita harus bermimpi sejauh langit yang kita bisa kan? 😛
Mudah2an nanti rencana travelling, membuat cafe tradisional dengan sentuhan modern plus punya taman baca bisa terealisasi walau butuh waktu tahunan 😉

Makasih ya mon, mungkin buat kamu pembicaraan kemarin hanya sebatas tukar cerita secara kita jarang ketemuan, tapi buat saya that’s just more than a conversation.
Take care, and good luck buat semua rencanamu…
God bless.

Confession of a drama queen

Posted in sketsa hati by mollie on August 14, 2008

Akhirnya saya menonton lagi, dan 2 film terakhir yang saya tonton kebetulan bertema sama yaitu manusia berkekuatan super, Iron Man dan The Dark Knight.
Well,I love superhero :), walau kadang ceritanya klise dan tidak sesuai harapan, menonton sosok seorang superhero amatlah menyenangkan buat saya.

Sejauh yang bisa saya ingat, sedari kecil perfileman saya dicekoki dengan superhero, coba deh dari Satria Baja Hitam, Voltus, Megaloman, Ultraman, Flash Gordon, Conan the Barbarian. Agak diupgrade pas jadi ABG ada Sailor Moon, Swampthing *ini superhero ga ya ;)*, Batman &Robin yang kalo lagi tarung ada ilustrasi “bang” ato “pow” ato apalah itu saya lupa ;).
Waktu kuliah sudah mendinganlah, bisa liat di 21 dari Spiderman, X Men, Elektra dan kawan seperjuangannya dari DC & Marvell, trus ada pula serial Heroes yang sekarang blum ada season 3nya ya?

Saya sendiri heran, apa ya daya tarik seorang superhero. Padahal menurut saya tiap ciptaan Tuhan bisa jadi superhero dari yang anjing *Underdog* ampe yang hidupnya ga karuan *Hancock & The Mask*. Steven Sterk menurut saya juga superhero, dia bisa ngangkut truk dan sejenisnya asal ga kena flu 😛 Bahkan kucing gendut doraemon bisa kita bilang superhero. Kan dia selalu membantu Nobita yang kesusahan dengan kantong ajaibnya.

Mungkin banyak orang di luar sana sama seperti saya, demen ngayal. Jadi mereka menonton untuk memuaskan impiannya waktu kecil. Mau jadi manusia pasir sampai yang bisa melet2 kayak plastic man juga bisa. Wah kalo cerita soal khayalan saya postingan ini bisa nggak habis-habis. Apa aja sudah pernah dikhayalin mulai dari jadi Wonder Woman dengan gelang supernya, Gogle Pink lengkap dengan pita panjangnya sampai jadi Storm yang bisa mengontrol cuaca adalah favorit saya.

Tema superhero ini membuat saya berpikir lebih jauh tentang arti sebuah kekuatan *tampang serius*, apa manusia berkekuatan lebih dari manusia lain hanya ada dalam komik atau film sajakah? Apakah harus ada mutasi gen, gigitan binatang atau ledakan meteor yang membuat seseorang menjadi spesial di mata orang lain?

In my humble opinion niiih, tiap orang bisa menjadi superhero, bahkan banyak orang dalam kehidupan saya sudah menjelma menjadi mereka.

Mami saya? Walaupun beliau sudah ga ada dan berkaca pada mami baru saya, tiap mami-mami yang ada di dunia adalah superhero. Bayangin deh, hamil 9 bulan, ngelahirin yang amit2 sakitnya *kata orang siiihhh*, begadang tiap malam bikin susu, nyiapin segala sesuatu buat sekolah, bekerja dan melayani suami. Fiuuuh, bukan perkara yang mudah. Kadang saya mikir, saya bisa gak ya jadi kaya mami2 ini nantinya? Wong ngatur hidup dewe ae masih acak adul, gimana mau ngurus bayiii? Aih aih… Yang ini cuma waktu kali ya yang bisa jawab :).

Papa saya? Nah yang ini apalagi…
Beliau bisa dibilang sampai setua ini masih mati2an bekerja demi anak-anaknya. Bekerja siang malam, bahkan kadang sepatu dipakainya ampe butut karena eman ngeluarin duit, mending buat kami-kami…
Dipikir lagi ya, sepertinya papa saya ini lebih hebat dari Superman lho…
Eits yang penggemar Superman ga boleh protes. Buktinya? Papa saya kan bukan dari planet krypton yang berotot baja dan bertulang besi, beliau hanya orang biasa dari pulau Bali yang rela pontang panting untuk kehidupan yang lebih layak bagi kami.

Ya, tiap orang bisa jadi superhero kan? Tergantung dari sisi mana yang kita lihat. Selama dia bisa membuat setitik terang untuk sesamanya, we can call them heroes, oia satu lagi orang dengan berkekuatan lebih yang demen mengkorupsi uang negara, bukan superhero lho ya??

P.S. I Love You

Posted in movie by mollie on April 30, 2008

“Beib, nonton yuk? Kan dah lama banget ga nonton..”, ujar saya padanya waktu kami kencan di Galaxy.
Horton Hears a Who!?, 10.000BC?, atau P.S. I Love You? Pilihan yang sulit bagi saya, karena pengen nonton tiga tiganya ;P *secara bioskop di Bali agak2 menyedihkan*.
Dan akhirnya setelah ditimbang-timbang antara gajah, mammoth dan gerard butler ;), 2 tiket menonton leonidas tanpa pasukan spartannya, ada di tangan kami…

Film dibuka dengan adegan pertengkaran ga penting antara Holly Kennedy (Hillary Swank) dengan suaminya Gerry (Gerard Butler) yang berakhir manis. Selang beberapa bulan, Holly harus menerima kenyataan bahwa sang suami meninggal karena kanker otak. Depresilah si Holly ini…
Sampai di ulang tahunnya yang ke 30, ia mendapati banyak kejutan berupa kue ulang tahun, rekaman suara Gerry dan surat-surat yang secara rutin mulai menghiasi hidup Holly kembali dan secara perlahan membantunya menata hidup yang baru tanpa kehadirannya. Uniknya lagi, setiap akhir dari surat Gerry selalu disertai dengan kalimat P.S. I Love You…

Pilihan kami tidak salah rupanya, malah entah kenapa terasa begitu pas. Kenapa?
– pertengkaran sepele kerap menghiasi hubungan saya dengannya, apalagi saya ini tipe wanita yang mau bilang ‘b’ mesti ke ‘c’ dulu *mbulet, kata orang Surabaya* dan dia tipe yang asal bicara.
“Terkadang apa yang aku bilang ya gak ada maksud apa-apa, jangan dimasukin hati” seperti kata Gerry.
Nah, persis banget tuh, dia nyeletuk satu kalimat gak pas, saya bisa salah tanggap dan acara ngambek mode on pun dimulai.
– Adegan Holly tumben2 nyanyi di bar dan jatuh terjerembab.
Kalo ini, mia banget, jaman dulu jangan harap denger saya bernyanyi di muka umum, akhir2 ini aja baru berani nyanyi klo karaoke bareng temen2 Jz Kampunk. Plus ceroboh yang sudah saya bawa sejak lahir kali ya? Kesandung, jatuh, bawa makanan tumpah, dll. Yup, that’s me.
Sedangkan Gerry, orangnya kacau, pinter main gitar n bisa nyanyi tanpa merusak indera pendengaran. Pas dengan dia yang katanya mantan anak band 😉
– Irlandia, negara dengan pemandangan yang cocok dijadiin puzzle ;P, negara yang termasuk 30 places I have to see before I die *soalnya 1000 places kan agak2 gak mungkin :)*. Yaaah, sapa tau pembaca blog saya yang budiman ada yang berminat membiayai kami ke sana *wink wink*
– We love Rewindnya Paolo Nutini 😉
Lagu lain2nya juga enak dan membuat saya berkeinginan membeli CDSoundtracknya.

Walau ceritanya simpel, gampang tertebak, dan pemeran wanita agak gak pas menurut saya, berasa this movie made for us. *tsaaaaah*
Jadi, bagi yang mau berlinang air mata sejenak, atau menonton Hillary Swank tampil sebagai wanita, silahkan menonton film ini dan berbagi kesan dengan saya 😉

Oia, untuk si dia, P.S.I Love You….

Tagged with:

monyet dan kepiting

Posted in 1 by mollie on February 19, 2008

zo.jpgJaman SD dulu, terlebih kelas VI lagi ngetrend2nya yang namanya ngisi buku kenangan, secara beberapa bulan ke depan kami semua sudah mengganti seragam kami dengan putih biru. Yiay!! Keren bangedd tuh yang namanya anak SMP dulu dalam bayangan seorang mia kecil 😉

Hal yang pasti ada di buku kenangan selain foto dengan pose andalan adalah bintang dan shio saya, cancer dan monyet, tapi ya gitu deh, Cuma jadi pelengkap biodata diri aja selain kata mutiara “Salam Manis Selalu” atau “Surga ada di Telapak Kaki Ibu” :D.

Mau gimana lagi? Icon kepiting dan monyet yang senantiasa menjadi jati diri saya, sepertinya tidak bisa dibanggakan. Coba kalo shio naga atau ular, kan lebih tangguh kesannya ;). Kata orang-orang, bintang cancer itu gemar mencubit dan moody. Hello all the ladies in the world, adakah diantara kalian yang tidak pernah ngambek tanpa sebab? Suka mencubit? Ini juga sepertinya nggak banget. *Gak akurat, ah!*

Trus kalo shio monyet, katanya cerdas dan lihai. Nah ini dia, wong saya begitu yang namanya terserang hawa panik, segala sesuatunya bisa kacau balau. Bahkan pasangan saya berkata,” Kamu tuh kalo lagi diharapkan berpikir, tak berpikir. Giliran takkuharapkan berpikir, kau berpikir….” 😦 Salah besar kan semuanya prediksi karakter saya? 😛

Anehnya orang2 di sekeliling saya banyak juga yang percaya dengan ramalan, seperti salah seorang teman yang demen banget dengan segala bentuk peramalan, mulai dari Tarot, membaca garis tangan sampai rela datang ke Surabaya untuk bertanya kepada orang pintar tentang nasibnya dan keluarga berdasarkan shionya. Soal jodoh dan bepergian jauh pun tidak boleh sembarangan, pokoknya mau apa aja harus sesuai berdasarkan primbon deh. Dia percaya, kalau mau hidup aman tentram, selisih umur pasangan sebaiknya beda 4 tahun karena sesuai dengan kaki meja. Yah, filosofinya kalo kaki meja hilang satu, masih ada 3 yang menahan. Bukannya bisa hilang satu tumbuh seribu ya 😉 Kalo sesuai filosofi itu, trus nasib saya dengan pasangan gimana dunk?

Sebaliknya terjadi pada saya, pantang yang namanya berdekatan dengan hal ramal meramal. Entah dari mana pengaruh perbintangan dan tahun lahir bisa menjadi patokan karakteristik seseorang saya tidak tahu, tepatnya juga tidak mau tahu. Karena bagi saya hal itu sangat tidak masuk akal, apalagi saya ini tipe pengkhayal dan pemikir tingkat tinggi giliran baca ramalan yang gak enak, uh malah tambah kepikir yang nggak2. Mending gak usah tau sama sekali.

Sampai minggu lalu, saya iseng2 membaca femina edisi imlek yang memberikan bonus peruntungan di tahun tikus, baca dikit, eh koq ada benernya ya? Diterusin baca, koq bener terus? Kebetulan atau tidak, disebutkan bahwa tahun ini yang baik untuk warga kera ;), fiuh ramalan yang menyenangkan di saat banyak kebimbangan melanda nih, diimani aja deh tahun ini bagus buat kita semua, terlebih para monyet. Nah yang jadi masalah, ramalan pembantu saya di rumah yang bershio kuda “tahun ini harus hati-hati dengan beberapa penyakit, terutama sapi gila dan flu burung!”. O’oooo…. Sebagai imbasnya, keluarga saya semua kena akibatnya, di menu meja makan pun beralih menjadi menu vegetarian dan ikan pindang. Ga papa deh, itung-itung menghindari sapi gila dan flu burung juga terbebas dari kolesterol. 😉

Seandainya….

Posted in sketsa hati by mollie on January 16, 2008

200554506-0011.jpgSudah hampir 18 tahun mami meninggal, dan tanpa terasa banyak hal yang terlewat tanpa kehadirannya. Bisa dibilang saya sudah sangat terbiasa dengan keadaan ini, terbiasa mengurus adik saya yang kecil yang tanpa saya sadari juga sudah berumur 20 tahun, terbiasa memendam rasa kangen ke sudut hati yang paling dalam, terbiasa menekan rasa iri saat teman pamer baju pemberian mamanya, terbiasa menjadi wanita yang kelihatannya tangguh.

Namun pada saat2 tertentu, i can’t help myself…
Saat ada cerita yang sekiranya tidak dapat saya ceritakan pada keluarga dan pasangan saya, saya merindukannya.
Saat saya kebingungan memutuskan langkah apa yang harus dilakukan sekarang, saya butuh dukungannya.
Saat main-main dengan anjing di halaman belakang rumah, saya ingin dia ikut ada di sana, bersama2 tertawa melihat kelakuan bodoh elly dan maya.
Saat persiapan kelulusan kemarin, saya bayangkan betapa senangnya ada yang nemenin ngublek2 JMP, ke tukang jahit dan memberi masukan sanggul macam apa yang pantas untuk wanita berkepala kecil macam saya.
Saat penggelaran, seandainya dia melihat anaknya di depan membaca sumpah pasti amat banggalah hatinya.
Saat saya menulis postingan ini, “mi, mia kangen…..”